PROFIL PONDOK PESANTREN AL-INAAYAH RAWAKALONG GUNUNG SINDUR BOGOR JAWA BARAT

  1. A. Sejarah Ringkas Berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur Bogor

Pondok Pesantren Al-Inaayah berdiri atas prakarsa empat bersaudara putra-putri H. Abdullah, yaitu : H. Muhammad, Hj. Muhaya, H. Mawardi, Hj Romlah, yang membeli tanah seluas 5 hektar di desa Rawakalong pada tahun 1983. Rencana awal pembangunan Pondok Pesantren Al-Inaayah akan berlokasi di Jalan Cipete Raya Cipete Selatan Cilandak Jakarta Selatan, sesuai dengan domosili para pengurus Yayasan Al-Inaayah yang mayoritas tinggal di daerah tersebut. Namun melihat situasi di lingkungan tersebut kurang memungkinkan karena suasana kota Jakarta yang ramai dan padat dengan para pengusaha yang ingin mengembangkan usahanya, maka rencana mendirikan Pondok Pesantren di daerah tersebut tidak jadi dilaksanakan.

Untuk mewujudkan niat mendirikan Pondok Pesantren timbullah pemikiran dari keempat bersaudara putra putri H. Abdullah  membangun Pondok Pesantren di kampung Pondok Miri Rawakalong Gunung Sindur Bogor, di atas tanah yang mereka beli pada tahun 1989.  Dengan tekad yang bulat dan doa restu dari beberapa kiai sepuh di Jawa, di antaranya kiai Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Jampe Kediri, Kiai Gontor, dan dengan bantuan Kiai Mahrus Amin

pimpinan Pondok Pesantren Daarunnajah Jakarta, maka pada tanggal 15 Agustus 1989 dimulai peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Al-Inaayah, dengan dihadiri oleh para ulama dari Jakarta dan aparat pemerintahan, antara lain Bapak Camat Gunung Sindur dan Bapak Lurah Rawakalong.

Tahun 1991 pembangunan selesai tapi hanya meliputi 7 ruang kelas dan 5 kamar, masjid belum dibangun, aula belum ada. Mulai tanggal 15 Juli 1991 Pondok Pesantren Al-Inaayah membuka pendaftaran murid baru dengan jumlah murid baru sebanyak 37 orang putra dan putri yag dikelola oleh 9 orang tenaga guru, antara lain Bapak Pimpinan Pesantren K.H. Ahmad Falak Ibrahim sebagai pimpinan Pondok Pesantren, Drs. H. Asnawi HT sebagai Ketua TMI (Tarbiyatul Muallimin Wal Muallimat), Abdullah, S.Ag sebagai Kepala Sekolah Tsanawiyah dan Haerison, S.Ag sebagai Bagian Pengajaran.

Untuk melengkapi administrasi maka keluarga besar H. Muhammad bersaudara membentuk Yayasan Al-Inaayah pada tanggal 29 Mei 1990 di kantor Akte Notaris Ny. Yetty Taher S.H. SK. Men. Keh. NO. Y.A.7/16/13. Tgl. 22 Oktober 1974 di Jakarta dengan Nomor Akte 101.

Berikut ini adalah pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur Bogor  :

Dewan Penyantun                           : 1.  Bupati Bogor

2.  H. Muhammad

Penasehat                                                   : 1. H. Manaf Muhayyar (Pengasuh

Pesantren Daarunnajah Jakarta)

  1. K.H.Abdur Rahman Said
  2. K.H. Abdul Hay Naim

Pembina                                                     :  Drs. K.H. Mahrus Amin (Pimpinan

Pondok Pesantren Daarunnajah Jakarta)

Direktur                                                      :  Drs. K.H. Ahmad Falak Ibrahim,Lc

Wakil Direkur                                             :  Drs. H. Halwanih

Bag. Administrasi dan Keuangan     :  H. Abdul Aziz, S.E.

Bidang Pengajaran                                      :  1.  Drs. H. Asnawi,HT

  1. Dra. Hj.Aguswati

Bidang Humas dan Majlis

Pengembangan Masyarakat                        :  1.  H. Zaenudin Zen,BA

  1. Somad S.H
  2. Drs. Syihul Basyar

Bidang Pembangunan                                  :  1.  H. Hasan Niin

  1. Hj. Muhayya

Namun seiring berjalannya waktu ada 2 orang pengurus yayasan yang harus mengalami pergantian karena yang bersangkutan telah meninggal dunia yaitu H. Hasan Niin dan Hj Muhayya yang kemudian digantikan oleh H. Marzuki, Lc dan H. Jalaludin S.H.

Rumusan tujuan Pendirian Yayasan Al-Inaayah dalam Anggaran dasar antara lain : Membangun manusia Indonesia sejahtera, Berpengetahuan luas, cinta pada nusa dan bangsa serta taqwa kepada Allah SWT, dan mampu mengamalkan ajaran Islam.

Bidang garapan Yayasan Pondok Pesantren Al-Inaayah yaitu  :

  1. Mendirikan Balai Pendidikan Pondok Pesantren
  2. Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
  3. Mendirikan Balai Kesehatan untuk santri Al-Inaayah khususnya dan untuk masyarakat sekitar.
  4. Memberikan BeaSiswa bagi santri berprestasi.
  5. Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan.
  6. Menerbitkan buletin pesantren dan brosur-brosur yang bernafaskan Islam.

Namun ada satu bidang yang belum terealisasi sampai saat ini yaitu mendirikan balai kesehatan untuk santri dan masyarakat.

Sebagai Balai Pendidikan Islam, Pondok Pesantren Al-Inaayah mempunyai kewajiban untuk ikut mencerdaskan bangsa, selain itu juga memiliki visi dan misi yaitu membenuk generasi muslim Indonesia yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan iman dan taqwa sehingga terbentuk generasi Qurani.

Sedangkan tujuan Pondok Pesantren Al-Inaayah adalah menghasilkan output dengan prestasi tinggi dari segi ilmu dan amal dengan wawasan iman dan taqwa, serta membentuk generasi yang mampu berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris secara benar.

Pada perkembangannya Pondok Pesantren Al-Inaayah telah menghasilkan alumni sekitar 500an lebih, yang tersebar di berbagai pelosok daerah di Indonesia dan meneruskan studinya di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, dan ada pula yang melanjutkan studinya di luar negeri antara lain ke Damaskus, Yaman, Sudan, Pakistan, Malaysia, Al-Azhar mesir.

Di bidang pembangunan fisik  Pondok Pesantren Al-Inaayah memiliki  beberapa sarana dan prasarana pendidikan dan ibadah, antara lain sebuah masjid Jami’, sebuah auditorium, 2 gedung asrama santri putra dan putri, sebuah laboratorium komputer, 1 lokal laboratorium bahasa, 1 lokal laboratorium IPA, 1 lokal perpustakaan, 2 lokal kantor guru, beberapa lokal kamar mandi, kantor TU, kantor organisasi santri, kantor Gugus Depan Pramuka serta beberapa lokal tempat tinggal dewan guru, dapur umum, kantin. Ada juga lapangan bola basket, bola voli, badminton, futsal, tenis meja dan 12 lokal ruang kelas.

Mulai tahun ajaran 2006-2007, Tarbiyatul Muallimin wal Mualiimat AL-Islamiah (TMI) membuka pendaftaran murid nonasrama (pergi/pulang/PP), dengan kurikulum perpaduan antara DEPAG/DIKNAS yang meliputi :

  1. Program SLTP dan SLTA dengan jurusan IPS dan IPA yang mencakup pelajaran MAFIKIBBI (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan Bahasa Inggris)
  2. Program Mts dan MA yang meliputi mata pelajaran Alquran, hadits, Bahasa Arab, Aqidah Ahlak, Fikih, dan bahasa Indonesia.
  1. B. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Inaayah

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al-Inaayah bersifat formal dan informal dengan mengacu pada sistem pendidikan Pondok Modern Gontor, dengan mengambil model dari Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta yaitu menyelenggarakan pendidikan formal dan Para pelajar atau santri wajib untuk mengikuti jenjang pendidikan selama 6 tahun (sistem TMI/ Tarbiyatul Muallimin Wal Muallimat Al-Islamiah). Santri mengikuti Ujian Nasional pada tahun ketiga atau setara dengan kelas IX, dan Ujian Nasional pada tahun keenam atau setara dengan kelas XII. Mereka mayoritas  tinggal di asrama  wajib menggunakan dua bahasa dalam komunikasi sehari-hari, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris,  merupakan ciri khas setiap Pondok Pesantren yang memiliki jenjang pendidikan selama 6 tahun, (madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah), di mana santriwan/ santriwati baru bisa dikatakan sebagai alumni apabila telah menempuh pendidikan minimal selama 6 tahun.

Adapun yang menjadi arah dan tujuan pendidikan Pondok Pesantren Al-Inaayah adalah sebagai berikut :

  1. Mendidik kader-kader pemimpin umat yang mampu dan terampil di  tengah tengah masyarakat.
    1. Menyiapkan tenaga-tenaga ahli /pengajar/ guru di bidang agama Islam.
    2. Melatih dan membina kader-kader pemimpin bangsa/umat yang berwawasan nasional, berpengetahuan luas, berbadan sehat, berfikiran bebas, penuh loyalitas, dan bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.
    3. Menyelenggarakan latihan-latihan dakwah Islamiyah, kepramukaan, seni budaya, dan ketrampilan lainnya guna mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki santri.

Sampai saat  ini semuanya telah terlaksana, namun hasil yang maksimal  baru terealisasi pada poin 2 dan poin 4.

Pondok Pesantren Al-Inaayah mengembangkan sistem pendidikan terpadu. Dengan maksud agar kekurangan sistem yang satu akan diisi kelebihan sisitem yang lain. Tiga sistem yang diterapkan adalah pendidikan madrasah dipadukan dengan nonformal, pendidikan pesantren salafi serta sains dan teknologi, agar pelaksanaan sistem tersebut terpadu secara optimal, maka pendidikan dilaksanakan selama 24 jam, dengan pembinaan atau bimbingan dari guru /ustadz secara terus menerus.

Pondok Pesantren Al-Inaayah menyelaraskan antara pendidikan dan pengajaran, karena keduanya tidak hanya mengasah daya nalar santri, tetapi juga membentuk sikap pribadi dalam seluruh hidupnya. Pendidikan Pesantren adalah pendidikan manusia seutuhnya yang mencakup pendidikan lahiriyah maupun batiniyah, yang akan tercermin dalam kepribadian, sikap hidup dan manfaat santri bagi manusia dan alam sekitarnya.

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al-Inaayah ini telah mendapat pengakuan secara formal terutama dalam naungan Departemen Agama  dengan mendapatkan status diakui pada tahun 1999.

Sehingga dengan demikian sejak tahun 2000 telah mampu menyelenggarakan ujian nasional sendiri. Hasil ujian Nasional setiap tahun selalu lulus 100%, dengan rata –rata nilai yang memuaskan. Kemudian pada tahun 2006 telah mendapatkan status akreditasi B dengan nomor surat keputusan B/Kw.10.4/MTs/03/115/2006 untuk Madrasah Tsanawiyah, dan nomor B/Kw.10.4/MA/01/051/2006  Untuk Madrasah Aliyah.

  1. C. Kurikulum Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur Bogor

Kurikulum merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, isi, organisasi, dan strategi. Karena Pondok Pesantren Al-Inaayah juga mengadopsi sebagian kurikulum Pondok Modern Gontor, maka kurikulum pun disesuaikan dengan materi – materi dari Depag atau Diknas, dan disesuaikan pula dengan program pondok secara keseluruhan.

Kurikulum TMI (Tarbiyatul Muallimin Wal Muallimat Al-Islamiah) berbeda dengan kurikulum madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah negeri. Di Pondok Pesantren Al-Inaayah ini diterapkan perpaduan kurikulum Pondok Modern Gontor, Kurikulum DEPAG dan DIKNAS serta memasukkan juga kurikulum salafiah (mempelajari kitab-kitab kuning seperti Ta’lim Mutaalim, Imriti, Nasoihul Ibad, Kifayatul Ahyar, Bulughul Maram dan lain sebagainya). Namun aplikasinya tetap mengacu pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Program pendidikan di Pondok Pesantren Al-Inaayah adalah :

  1. Formal

Program Pendidikan MTs dan MA meliputi mata pelajaran : Alquran dan Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih, SKI ( Sejarah Kebudayaan Islam). Dipadukan dengan mata pelajaran kurikulum DEPAG/DIKNAS seperti matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN, Penjaskes, Sosiologi, Antropologi. Dan beberapa materi kitab kuning seperti kifayatul Akhyar, Bulughul Maram, Tafsir Jalalain, pelajaran nahwu, shorof.

  1. Informal

Latihan pidato 3 bahasa : Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris), PPM ( Praktik Pengabdian Masyarakat), Amaliyah Tadris (Praktik Mengajar), Ta’lim qiroatul Quran, Gerakan Pramuka, LDK (latihan Dasar Kepemimpinan), Drumband, Komputer, Olahraga, Kesenian, dan ketrampilan.

Pengaturan kurikulum diintegrasikan dengan sistem Pondok Pesantren  di mana santri hidup selama 24 jam dalam asrama dengan bimbingan guru dan kiai. Maka kurikulum TMI sebenarnya tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja, melainkan keseluruhan kegiatan baik di dalam dan di luar kelas merupakan proses pendidikan yang tak terpisahkan.

Jam belajar santri di kelas berlangsung dari jam 07.00-13.40 WIB, dengan waktu istirahat 2 kali yaitu istirahat pertama pukul 09.00-0920, dan istirahat kedua pukul 11.20-1140. Waktu belajar tersebut dibagi menjadi 9 jam pelajaran, masing-masing jam mendapat alokasi waktu 40 menit. Kecuali pada hari Jumat jam belajar hanya berlangsung sampai pukul 11.00 untuk 7 jam pelajaran  dengan alokasi waktu masing-masing 30 menit.

Isi kurikulum di Pondok Pesantren Al-Inaayah dibagi menjadi 2 yaitu kurikulum lokal dan kurikulum negeri (nasional) pembagiannya sebagai berikut :

  1. Kurikulum Lokal

Mata pelajaran lokal ini terdiri dari mata pelajaran Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, Mutholaah, Mahfudzot, Tarbiyah, Hadits, Balaghoh, Mustholahul Hadits, Fiqih, Usul Fiqih, Tafsir, Tarikh Islam, imla’, Khot,  yang diadopsi dari kurikulum Pondok Modern Gontor, dan Pondok Pesantren Salafi semua materi disampaikan dalam bahasa Arab.

  1. Kurikulum Negeri (Nasional)

Mata pelajaran Negeri /nasional seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, PPKN, Geografi, Sosiologi, Ekonomi, akuntansi, Seni Budaya, KTK, Sejarah Nasional Umum, TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) Semua mata pelajaran ini diadopsi dari kurikulum KTSP.

Berdasarkan pembagian kurikulum tersebut maka buku rapor yang dimilliki santri pun ada dua yaitu rapor negeri yang di pakai selama 3 tahun (MTs)/(MA), dan rapor lokal yang dipakai selama 6 tahun (TMI), demikian juga dengan ijazah, santri yang telah mampu menamatkan masa belajarnya selama 6 tahun akan mempunyai 2 ijazah yaitu ijazah lokal (TMI) dan Ijazah Negara/nasional karena selain mengikuti ujian Nihai (ujian akhir kelas 6) dengan materi lokal, santri kelas 6 TMI juga wajib mengikuti Ujian Nasional (UN).

Pengorganisasian kurikulum yang digunakan dalam Pondok Pesantren Al-Inaayah adalah sistem semester, satu tahun dibagi menjadi 2 semester, alokasi waktu untuk tiap-tiap materi bervariasi dari yang paling kecil alokasinya sampai yang paling besar. Adapun alokasi waktu untuk tiap-tiap pokok bahasan juga  bervariasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Setiap materi telah ditentukan pokok-pokok bahasan dan batas-batas yang harus dicapai pada setiap semester.

Kegiatan TMI ( Tarbiyatul Mualliamin Wal Mualliamat Al-Islamiah) tidak melulu bersifat intrakurikuler, tetapi juga meliputi segala kegiatan yang dilakukan oleh lembaga TMI, ada yang bisa digolongkan ke dalam kegiatan ko-kurikuler atau bahkan ekstrakurikuler. Kegiatan TMI ini terdiri dari kegiatan harian, mingguan, semester, dan tahunan. Dengan perincian sebagai berikut:

  1. Kegiatan Harian

Kegiatan ini meliputi :

  1. Supervisi proses pengajaran, dilakukan oleh kepala TMI, bagian pengajaran, kepala sekolah MTs.
  2. Pengawasan disiplin masuk kelas mulai pukul 06.45 WIB, oleh staf guru yang ditunjuk agar tidak ada santri yang terlambat masuk kelas. Pengawasan ini juga berlaku pada waktu masuk kelas setelah istirahat pertama dan kedua.
  3. Pengontrolan  kelas saat pelajaran berlangsung oleh guru piket. Jika ada kelas kosong, guru piket tersebut akan menghubungi staf TMI untuk mencari guru pengganti, hasil kontrol dicatat di buku yang telah disediakan untuk dievaluasi dalam rapat guru.
  4. Penyelenggaraan belajar malam dibimbing oleh wali kelas masing-masing atau juga oleh santri senior.
  5. Pembagian tugas Upacara bendera Hari Senin.
  6. Pembagian tugas Tandhiful Aam ( Kerja Bakti) setiap hari Ahad pagi setelah olahraga massal.
  7. Kegiatan Mingguan

Kegiatan ini antara lain:

  1. Pertemuan guru TMI setiap hari selasa malam untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar selama seminggu, meliputi absensi guru, kontrol persiapan mengajar mengajar guru. Forum ini juga digunakan oleh pimpinan Pondok untuk membicarakan program-program dan permasalahn Pondok Pesantren secara keseluruhan.
  2. Pertemuan ketua-ketua kelas setiap hari Sabtu siang untuk aktifitas belajar mengajar, disiplin dalam kelas, dan pemberian nasehat-nasehat.
  3. Kegiatan Tengah Tahunan (Semester)

Program tengah Tahunan yang dilaksanakan oleh TMI adalah Ujian semester ganjil dan Ujian semester Genap. Ujian ini dilaksanakan oleh kepanitiaan yang diketuai oleh guru yang telah ditunjuk/diberi amanat, biasanya terlebih dahulu diadakan ujian Mid Semester 3 bulan sebelumnya.

  1. Kegiatan Tahunan

Kegiatan-kegiatan ini merupakan program penunjang untuk keberhasilan belajar siswa. Program ini meliputi :

  1. Amaliyah Tadris yaitu praktik mengajar untuk santri kelas 6
  2. Praktik Pengabdian Masyarakat (PPM), yaitu program yang dilaksanakan oleh santri kelas 6 dengan tinggal di masyarakat/desa selama minimal 12 hari untuk belajar mengamalkan ilmu yang dimilikinya, dan untuk mengenal lebih jauh kondisi masyarakat secara riil.
  3. Bimbingan belajar intensif untuk menghadapi Ujian Nasional
  4. Pergantian pengurus organisasi santri dan pengurus GUDEP pramuka.
  5. Diskusi Santri berkaitan dengan permasalahan keagamaan, sosial, dan tema yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
  6. PORSEKA (Pekan Olahraga Seni dan Pramuka) yang diadakan setiap awal tahun.
  7. Language Fair, yaitu perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan bahasa Arab dan Bahasa Inggris, seperti puisi 2 bahasa, drama 2 bahasa, cerdas cermat 2 bahasa, lomba pidato 3 bahasa.
  8. Amaliyah Ramadhan yaitu kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial yang diadakan setiap bulan Ramadhan untuk para santri dan masyarakat Pondok Miri.

Apel Tahunan/Pekan Perkenalan/Khutbatul Arsy yang diawali dengan upacara bendera, dilanjutkan karnaval keliling Desa Rawakalong, dan ceramah tentang kepesantrenan mulai dari sistem pengajaran, disiplin santri, kegiatan-kegiatan kepesantrenan. kemudian biasanya diakhiri dengan pementasan seni mulai seni suara, seni tari, drama, Nasyid, bela diri, marawis dan sebagainya.